Tembok China atau yang disebut Great Wall ternyata lekang juga oleh panas dan hujan. Paling tidak itulah yang diyakini penduduk Zhangjiakou, Provinsi Hebei.
Hujan lebat berminggu-minggu di kota itu diyakini penduduk setempat menjadi penyebab runtuhnya sebagian dari bangunan terpanjang di dunia.
Pada yang saat bersamaan, jalan dekat pondasi salah satu keajaiban dunia itu tengah diperbaiki sehingga banyak pekerjaan konstruksi di sekitar Tembok China. Akhirnya, berton-ton puing dan reruntuhan batu bata memenuhi kota tersebut.
“Kami sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui dengan pasti penyebab runtuhnya tembok raksasa. Beberapa hal mungkin ikut berkontribusi, termasuk pekerjaan pembangunan,” ungkap salah seorang pejabat kota seperti ditulis orange.co.uk.
“Tapi kami sudah melakukan konservasi dan rencana pembangunan kembali. Saat ini pelaksanaannya sudah berlangsung,” imbuhnya.
Tembok China sebenarnya bukanlah bangunan yang menyambung terus menerus sepanjang sekitar 8.800 km atau hampir sembilan kali lipat jarak Jakarta-Surabaya. Tembok itu mengikuti alur pegunungan di China Utara sehingga terkadang hanya kumpulan tembok pendek.
Secara resmi, Tembok China dibangun semasa Kekaisaran Ming. Dalam bahasa Mandarin, tembok disebut dengan Tembok 10.000 li (ukurang panjang di China).
Tembok China ini sempat disebut sebagai satu-satunya bangunan di bumi yang terlihat dari ruang angkasa dengan mata telanjang. Ternyata, penyelidikan membuktikan bahwa anggapan itu tidak benar.
Pusat Ruang Angkasa Amerika Serikat (NASA) menyatakan bahwa tidak mungkin Tembok China bisa dilihat dari bulan dengan telanjang mata.Sumber - kabar24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.