KABARASAHAN.com - Di saat Indonesia mengampanyekan dua anak cukup, Italia malah sibuk mengiming-imingi pasangan suami istri untuk punya anak.
Tahun lalu, pemerintah berjanji memberikan bantuan 80 euro per bulan (sekitar Rp 1,2 juta) selama tiga tahun per anak. Namun, karena belum ada respons positif, pemerintah menjanjikan memberi tunjangan dua kali lipat selama 6 tahun.
''Dalam lima tahun ini, kita telah kehilangan 66 ribu kelahiran per tahunnya. Jumlah itu sama dengan penduduk di kota seukuran Siena,'' ujar Menteri Kesehatan Beatrice Lorenzin kepada harian La Repubblica kemarin (15/5)
Baby bonus baru diaplikasikan di Italia tahun lalu. Insentif itu hanya diberikan bagi bayi yang lahir antara 1 Januari 2015-31 Desember 2017.
''Dalam lima tahun ini, kita telah kehilangan 66 ribu kelahiran per tahunnya. Jumlah itu sama dengan penduduk di kota seukuran Siena,'' ujar Menteri Kesehatan Beatrice Lorenzin kepada harian La Repubblica kemarin (15/5)
Baby bonus baru diaplikasikan di Italia tahun lalu. Insentif itu hanya diberikan bagi bayi yang lahir antara 1 Januari 2015-31 Desember 2017.
Artinya, jika si bayi sudah berusia 3 tahun, mereka tidak lagi mendapat insentif. Keluarga yang memiliki penghasilan tinggi tidak menerima insentif tersebut.
Nah, dalam proposal barunya, Lorenzin meminta agar insentif itu diberikan untuk semua anak yang berusia di bawah 3 tahun.
Nah, dalam proposal barunya, Lorenzin meminta agar insentif itu diberikan untuk semua anak yang berusia di bawah 3 tahun.
Termasuk yang lahir sebelum 2015. Jangka waktunya juga ditambah menjadi 6 tahun, bukan lagi 3 tahun. Pemberian insentif pun digandakan menjadi 160 euro (Rp 2,4 juta).
Dia juga mengusulkan agar anak kedua dan selanjutnya diberi insentif yang lebih besar lagi. Yaitu, 240 euro (Rp 3,6 juta) per bulan untuk keluarga menengah dan 400 euro (Rp 6 juta) untuk keluarga yang lebih miskin. (AFP)
Dia juga mengusulkan agar anak kedua dan selanjutnya diberi insentif yang lebih besar lagi. Yaitu, 240 euro (Rp 3,6 juta) per bulan untuk keluarga menengah dan 400 euro (Rp 6 juta) untuk keluarga yang lebih miskin. (AFP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.