Percakapan telepon dilakukan pada akhir Januari lalu itu mengundang perhatian lantaran ketiga pemimpin negara terlibat perdebatan sengit. Transkip percakapan ketiganya dikumpulkan dari catatan asisten Gedung Putih.
"Saya adalah orang paling hebat di dunia dan Anda lebih buruk daripada saya," tegas Trump kepada Turnbull dalam transkrip yang bocor itu, seperti dilansir dari laman Press TV, Jumat (4/8).
Saat itu, Trump mengatakan tidak akan melanjutkan kerja sama bilateral antara Australia dan administrasi mantan Presiden Barack Obama mengenai pengungsi di AS.
"Saya adalah orang terhebat di dunia yang tidak ingin membiarkan orang masuk ke negara ini. Itu membuat saya terlihat sangat buruk padahal saya baru berada di sini seminggu," kata Trump lewat panggilan itu.
"Seseorang mengatakan kepada saya kemarin bahwa sekitar 2.000 orang datang. Dan itu benar-benar merepotkan," keluhnya kepada Turnbull.
Turnbull menjelaskan bahwa penting bagi AS untuk menyesuaikan diri dengan kesepakatan tersebut. Dalam kesepakatan itu, AS diharuskan menerima 1.250 pengungsi, bukan 2.000. Masing-masing akan dikenai pemeriksaan dan bisa ditolak.
"Itu ide bagus," kata Trump. "Kita juga harus melakukannya juga. Anda lebih buruk dari saya," ujar Trump.
Sementara itu, selama percakapan dengan Presiden Meksiko Pena Nieto, Trump berulang kali mengancam akan mengenakan pajak perbatasan yang ketat untuk mencegah produk dari Meksiko masuk ke AS.
Percakapan semakin memanas ketika Pena Nieto membalasnya dengan mengatakan tidak akan membayar tembok perbatasan yang diusulkan oleh Trump.
"Jika Anda mengatakan bahwa Meksiko tidak akan membayar untuk tembok itu, maka saya tidak ingin bertemu dengan kalian lagi karena saya tidak dapat hidup dengan itu," tegas Trump.
Sebelum transkrip percakapan itu bocor, Trump sempat mengunggah status di akun media sosial Twitternya tentang kesan dia mengenai percakapan itu.
"Baru saja melakukan percakapan sangat resmi yang selama ini digembar-gemborkan media palsu," tulis Trump di awal Februari.
Bocornya percakapan itu ke publik menimbulkan spekulasi bahwa norma-norma yang ada di Gedung Putih telah runtuh di antara faksi-faksi yang tengah bersaing. Selain itu, percakapan itu juga menunjukkan Trump memiliki sifat pribadi berbeda dengan yang dia tunjukkan di depan publik. [pan]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.