Para tamu sebuah hotel di Kelurahan Purwokerto, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas diduga sengaja mempertontonkan adegan mesum lewat jendela.
Warga setempat, Yuniati Ningsih, menyebut warga RT 3 dan 4 di RW 5, Kelurahan Purwokerto, sudah memperingatkan sampai meneriaki para tamu dari luar hotel.
Hal tersebut diungkapkan Yuniati dalam wawancara unggahan kanal YouTube Tribun Jateng, Kamis (11/7/2019).
Yuniati menyebut adegan itu bisa berdampak negatif bagi anak kecil yang melihatnya.
Warga juga disebut sudah kerap mendatangi hotel itu untuk memperingatkan tapi tak ada itikad baik dari pemilik hotel.
Warga setempat, Yuniati Ningsih, menyebut warga RT 3 dan 4 di RW 5, Kelurahan Purwokerto, sudah memperingatkan sampai meneriaki para tamu dari luar hotel agar tak pertontonkan adegan mesum.
"Kan enggak baik gitu loh, apalagi di belakang kan anak-anak kecil," ujar Yuniati Ningsih.
"Kan kita dari warga belakang kan sudah ke sini, tapi enggak ada itikad baik dia, enggak pernah ada respons," ujar Yuniati.
Setelah gerap peringatannya tak digubris, warga kembali menggeruduk bersama-sama pada Kamis (11/7/2019) sekitar pukul 19.30 WIB.
"Ya terpaksa warga datang ke sini lagi, sudah berulang-ulang kali, bukan cuma satu kali," kata Yuniati.
Yuniati berharap pihak hotel bisa menutup jendela yang selama ini selalu tampak transparan sehingga apapun yang dilakukan tamu hotel di dekat jendela bisa tampak jelas.
"Ya kepinginnya gini loh, itu (jendela) ditutup biar enggak kelihatan total gitu loh, monggo wong ini hotel."
"Tapi yang belakang tutup, jangan sampai ada kaca-kaca (transparan) kayak gitu loh, demi untuk kebaikan semua," harap Yuniati.
Diketahui di bagian belakang hotel di mana tempat jendela transparan itu menghadap banyak ditinggali oleh ibu muda yang memiliki anak di bawah umur.
"Banyak (anak kecil), rumahnya ibu-ibu muda di belakang. Di belakang kan ibu-ibu muda semua," kata Yuniati.
Para warga pertama tahu adegan tak senonoh itu malah dari anak-anak yang kemudian memancing warga untuk meneriaki para tamu agar berhenti mempertontonkan adegan itu.
"Jadi orangtua tahu kan dari anak-anak, dari nonton di situ kan lihat, cuma orangtuanya kan suruh masuk anak-anak, jadi ramai keluar semua."
"Soalnya sudah dibilangin itu, sudah teriak-teriak di bawah loh, kan dia sengaja, dibuka gordennya," terang Yuniati.
Dikutip dari TribunJateng.com, Jumat (12/7/2019), warga setempat, Hari Gunawan (40), menyarankan agar jendela hotel lebih baik diganti dengan kaca hitam agar tak tampak dari luar.
"Lebih baik menggunakan kaca yang hitam supaya tidak terlihat dari luar. Kalau anak kecil (melihat) bisa merusak moral," ujar Hari Gunawan.
Hari Gunawan menduga sebenarnya tujuan hotel memasang tirai transpara agar bisa memandang keindahan Gunung Slamet.
Namun hal tersebut malah berdampak buruk bagi warga sekitar.
"Mungkin tujuan gorden yang transparan agar dapat melihat pemandangan Gunung Slamet."
"Tetapi di bawah kamar hotel itu adalah rumah warga sehingga terlihat sekali," lanjutnya.
Ditambah lagi dengan kondisi lampu kamar hotel yang sangat terang, sehingga adegan mesum bisa tampak jelas.
Ketua RT 4 RW 5, Amin Widayat, menyebut yang pertama tahu soal adegan tak senonoh itu justru anak-anak.
"Anak-anak yang pertama kali melihat ada adegan seperti itu."
"Merusak moral, saya minta ditutup saja supaya tidak meresahkan," ujar Amin Widayat.
Selain mempertontonkan adegan mesum, di selokan sekitar area hotel juga kerap berserakan alat kontrasepsi yang juga disayangkan oleh Amin Widayat.
"Kemungkinan kan kalau tamu hotel enggak mau tahu, tapi kan pemilik hotel mestinya bikinnya gimana (agar alat kontrasepsi tak dibuang ke selokan bawah), maksudnya masyarakat begitu," ujarnya, [Bun]
Warga setempat, Yuniati Ningsih, menyebut warga RT 3 dan 4 di RW 5, Kelurahan Purwokerto, sudah memperingatkan sampai meneriaki para tamu dari luar hotel.
Hal tersebut diungkapkan Yuniati dalam wawancara unggahan kanal YouTube Tribun Jateng, Kamis (11/7/2019).
Yuniati menyebut adegan itu bisa berdampak negatif bagi anak kecil yang melihatnya.
Warga juga disebut sudah kerap mendatangi hotel itu untuk memperingatkan tapi tak ada itikad baik dari pemilik hotel.
Warga setempat, Yuniati Ningsih, menyebut warga RT 3 dan 4 di RW 5, Kelurahan Purwokerto, sudah memperingatkan sampai meneriaki para tamu dari luar hotel agar tak pertontonkan adegan mesum.
"Kan enggak baik gitu loh, apalagi di belakang kan anak-anak kecil," ujar Yuniati Ningsih.
"Kan kita dari warga belakang kan sudah ke sini, tapi enggak ada itikad baik dia, enggak pernah ada respons," ujar Yuniati.
Setelah gerap peringatannya tak digubris, warga kembali menggeruduk bersama-sama pada Kamis (11/7/2019) sekitar pukul 19.30 WIB.
"Ya terpaksa warga datang ke sini lagi, sudah berulang-ulang kali, bukan cuma satu kali," kata Yuniati.
Yuniati berharap pihak hotel bisa menutup jendela yang selama ini selalu tampak transparan sehingga apapun yang dilakukan tamu hotel di dekat jendela bisa tampak jelas.
"Ya kepinginnya gini loh, itu (jendela) ditutup biar enggak kelihatan total gitu loh, monggo wong ini hotel."
"Tapi yang belakang tutup, jangan sampai ada kaca-kaca (transparan) kayak gitu loh, demi untuk kebaikan semua," harap Yuniati.
Diketahui di bagian belakang hotel di mana tempat jendela transparan itu menghadap banyak ditinggali oleh ibu muda yang memiliki anak di bawah umur.
"Banyak (anak kecil), rumahnya ibu-ibu muda di belakang. Di belakang kan ibu-ibu muda semua," kata Yuniati.
Para warga pertama tahu adegan tak senonoh itu malah dari anak-anak yang kemudian memancing warga untuk meneriaki para tamu agar berhenti mempertontonkan adegan itu.
"Jadi orangtua tahu kan dari anak-anak, dari nonton di situ kan lihat, cuma orangtuanya kan suruh masuk anak-anak, jadi ramai keluar semua."
"Soalnya sudah dibilangin itu, sudah teriak-teriak di bawah loh, kan dia sengaja, dibuka gordennya," terang Yuniati.
Dikutip dari TribunJateng.com, Jumat (12/7/2019), warga setempat, Hari Gunawan (40), menyarankan agar jendela hotel lebih baik diganti dengan kaca hitam agar tak tampak dari luar.
"Lebih baik menggunakan kaca yang hitam supaya tidak terlihat dari luar. Kalau anak kecil (melihat) bisa merusak moral," ujar Hari Gunawan.
Hari Gunawan menduga sebenarnya tujuan hotel memasang tirai transpara agar bisa memandang keindahan Gunung Slamet.
Namun hal tersebut malah berdampak buruk bagi warga sekitar.
"Mungkin tujuan gorden yang transparan agar dapat melihat pemandangan Gunung Slamet."
"Tetapi di bawah kamar hotel itu adalah rumah warga sehingga terlihat sekali," lanjutnya.
Ditambah lagi dengan kondisi lampu kamar hotel yang sangat terang, sehingga adegan mesum bisa tampak jelas.
Ketua RT 4 RW 5, Amin Widayat, menyebut yang pertama tahu soal adegan tak senonoh itu justru anak-anak.
"Anak-anak yang pertama kali melihat ada adegan seperti itu."
"Merusak moral, saya minta ditutup saja supaya tidak meresahkan," ujar Amin Widayat.
Selain mempertontonkan adegan mesum, di selokan sekitar area hotel juga kerap berserakan alat kontrasepsi yang juga disayangkan oleh Amin Widayat.
"Kemungkinan kan kalau tamu hotel enggak mau tahu, tapi kan pemilik hotel mestinya bikinnya gimana (agar alat kontrasepsi tak dibuang ke selokan bawah), maksudnya masyarakat begitu," ujarnya, [Bun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.